Monday, 26 December 2016

     
 

  

  Putu Wijaya yang kita kenal sebagai sastrawan mempunyai nama yang cukup panjang, yaitu I Gusti Ngurah Putu Wijaya. Dari namanya itu dapat diketahui bahwa ia berasal dari Bali. Putu memang dilahirkan di Puri Anom, Tabanan, Bali pada tanggal 11 April 1944. Pada masa remaja ia sudah menunjukkan kegemarannya pada dunia sastra. Saat masih duduk di sekolah menengah pertama di Bali, ia mulai menulis cerita pendek dan beberapa di antaranya dimuat di harian Suluh Indonesia, Bali. Ketika duduk di sekolah menengah atas, ia memperluas wawasannya dengan melibatkan diri dalam kegiatan sandiwara. Setelah selesai sekolah menengah atas, ia melanjutkan kuliahnya di Yogyakarta, kota seni dan budaya.
        Di Yogyakarta, selain kuliah di Fakultas Hukum, UGM, ia juga mempelajari seni lukis di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI), drama di Akademi Seni Drama dan Film (Asdrafi), dan meningkatkan kegiatannya bersastra. Dari Fakultas Hukum, UGM, ia meraih gelar sarjana hukum (1969), dari Asdrafi ia gagal dalam penulisan skripsi, dan dari kegiatan berkesenian ia mendapatkan identitasnya sebagai seniman.
         Setelah kira-kira tujuh tahun tinggal di Yogyakarta, Putu pindah ke Jakarta. Di Jakarta ia bergabung dengan Teater Kecil dan Teater Populer. Di samping itu, ia juga bekerja sebagai redaktur majalah Ekspres. Setelah majalah itu mati, ia menjadi redaktur majalah Tempo (1971--1979). Bersama rekan-rekannya di majalah Tempo, Putu mendirikan Teater Mandiri (1974).
         Pada saat masih bekerja di majalah Tempo, ia mendapat beasiswa belajar drama di Jepang (1973) selama satu tahun. Namun, karena tidak kerasan dengan lingkungannya, ia belajar hanya sepuluh bulan. Setelah itu, ia kembali aktif di majalah Tempo. Pada tahun 1975 ia mengikuti International Writing Program di Iowa, Amerika Serikat. Setelah itu, ia juga pernah menjadi redaktur majalah Zaman (19791985).
         Ia juga mempunyai pengalaman bermain drama di luar negeri, antara lain dalam Festival Teater Sedunia di Nancy, Prancis (1974) dan dalam Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman (1985). Ia juga membawa Teater Mandiri berkeliling Amerika dalam pementasan drama Yel dan berpentas di Jepang (2001). Di samping itu, ia juga pernah mengajar di Amerika Serikat (1985--1988).
            Selama bermukim di Yogyakarta, kegiatan sastranya lebih terfokus pada teater. Ia pernah tampil bersama Bengkel Teater pimpinan W.S. Rendra dalam beberapa pementasan, antara lain dalam pementasan Bip-Bop (1968) dan Menunggu Godot (1969). Ia juga pernah tampil bersama kelompok Sanggar Bambu. Selain itu, ia juga (telah berani) tampil dalam karyanya sendiri yang berjudul Lautan Bernyanyi (1969). Ia adalah penulis naskah sekaligus sutradara pementasan itu. Naskah dramanya itu menjadi pemenang ketiga Sayembara Penulisan Lakon yang diselenggarakan oleh Badan Pembina Teater Nasional Indonesia.
            Karena kegiatan sastranya lebih menonjol pada bidang teater, Putu Wijaya pun lebih dikenal sebagai dramawan. Sebenarnya, selain berteater ia juga menulis cerpen dan novel dalam jumlah yang cukup banyak, di samping menulis esai tentang sastra. Sejumlah karyanya, baik drama, cerpen, maupun novel, telah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, Jepang, Arab, dan Thailand.
            Gaya Putu menulis novel tidak berbeda jauh dengan gayanya menulis drama. Seperti dalam karya dramanya, dalam novelnya pun ia cenderung mempergunakan gaya objektif dalam pusat pengisahan dan gaya stream of consciousness dalam pengungkapannya.
Terhadap karya-karya Putu itu, Rachmat Djoko Pradopo (dalam Memahami Drama Putu Wijaya: Aduh, 1985) memberi komentar bahwa Putu berani mengungkapkan kenyataan hidup karena dorongan naluri yang terpendam dalam bawah sadar, lebih-lebih libido seksual yang ada dalam daerah kegelapan.


Karya-karya Putu Wijaya
a. Drama
1. Dalam Cahaya Bulan (1966)
2. Lautan Bernyanyi (1967)
3. Bila Malam Bertambah Malam (1970)
4. Invalid (1974)
5. Tak Sampai Tiga Bulan (1974)
6. Anu (1974)
7. Aduh (1975)
8. Dag-Dig-Dug (1976)
9. Gerr (1986)
10. Edan
11. Hum-Pim-Pah
12. Dor
13. Blong
14. Ayo
15. Awas
16. Los
17. Aum
18. Zat
19. Tai
20. Front
21. Aib
22. Wah
23. Hah
24. Jpret
25. Aeng
26. Aut
27. Dar-Dir-Dor
b. Novel
1. Bila Malam Bertambah Malam (1971)
2. Pabrik (1976)
3. Stasiun (1977)
4. Keok (1978)
5. Sobat (1981)
6. Lho (1982)
7. Telegram (1972)
8. Tiba-Tiba Malam (1977)
9. Pol (1987)
10. Terror (1991)
11. Merdeka (1994)
12. Perang (1992)
13. Lima (1992)
14. Nol (1992)
15. Dang Dut (1992)
16. Kroco (1995)
17. Byarpet (1995)
18. Cas-Cis-Cus (1995)
19. Aus (1996)
c. Kumpulan Cerpen
1. Bom (1978)
2. Es (1980)
3. Gres (1982)
4. Klop, Bor, Protes (1994)
5. Darah (1995)
6. Yel (1995)
7. Blok (1994)
8. Zig Zag (1996)
9. Tidak (1999)
d. Novelet
1. MS (1977)
2. Tak Cukup Sedih (1977)
3. Ratu (1977)
4. Sah (1977)


Related Posts:

  • Sajak Matahari SAJAK MATAHARIOleh :W.S. Rendra Matahari bangkit dari sanubariku.Menyentuh permukaan samodra raya.Matahari keluar dari mulutku,menjadi pelangi di cakrawala. Wajahmu keluar dari jidatku,wahai kamu, wanita miskin !kakimu ter… Read More
  • Sajak Mata-mata SAJAK MATA-MATAOleh :W.S. Rendra Ada suara bising di bawah tanah.Ada suara gaduh di atas tanah.Ada ucapan-ucapan kacau di antara rumah-rumah.Ada tangis tak menentu di tengah sawah.Dan, lho, ini di belakang sayaada tentara m… Read More
  • Sajak Pertemuan Mahasiswa SAJAK PERTEMUAN MAHASISWAOleh :W.S. Rendra Matahari terbit pagi inimencium bau kencing orok di kaki langit,melihat kali coklat menjalar ke lautan,dan mendengar dengung lebah di dalam hutan. Lalu kini ia dua penggalah tingg… Read More
  • Sajak Orang Kepanasan SAJAK ORANG KEPANASAN Oleh : W.S. Rendra Karena kami makan akardan terigu menumpuk di gudangmuKarena kami hidup berhimpitandan ruangmu berlebihanmaka kami bukan sekutu Karena kami kucel dan kamu gemerlapan Karena kami … Read More
  • Sajak Peperangan Abimanyu SAJAK PEPERANGAN ABIMANYU(Untuk puteraku, Isaias Sadewa)Oleh :W.S. Rendra Ketika maut mencegatnya di delapan penjuru.Sang ksatria berdiri dengan mata bercahaya.Hatinya damai,di dalam dadanya yang bedah dan berdarah,karena i… Read More

0 comments:

Post a Comment

Ikuti Dengan Sekali "Klik"

Powered by Blogger.

Kenalilah Saya Lebih Dekat

Featured post

Kumpulan Cerpen Seno Gumirah

Seno Gumirah adalah seorang penulis yang karya-karyanya cukup memukau,, dari cerpen, puisi, hingga buku-bukunya laris terjual... berik...

Popular Posts

Blog Archive